BANGKALAN, Ratusan siswa SMAN 4 Bangkalan, Kamis lalu,
menggelar unjuk rasa di halaman sekolah, menuntut agar guru yang bersikap
arogan segera diberhentikan atau dipindah. Para pengunjuk rasa yang terdiri
dari siswa kelas II dan III membawa sejumlah poster yang bertulis kritikan dan
kecaman. Salah satu isi dari poster tersebut
“Beri Sanksi Guru Pelaku
Tindak Kekerasan dan Stop Tindak Kekerasan di Sekolah”. Aksi ini dipicu lantaran salah seorang guru
mata pelajaran Biologi, Mahrus, sering menampar siswa. Terakhir pelaku menampar
Modawi, siswa Kelas III IPS 2, saat upacara di halaman sekolah, Senin lalu. Dimana guru yang dikenal tempramen
menampar korban dengan tangan kiri dari belakang. Tak pelak, korban langsung
kaget mendapat perlakukan yang tidak sepantasnya dilakukan seorang guru. Tanpa
tahu salah apa, tiba-tiba pak Mahrus menampar saya dari belakang ketika upacara
berlangsung. Saya kaget dan tidak terima atas perlakuan itu, terang Modawi saat
dikonfirmasi di tengah aksi unjuk rasa.
Menurut Modawi, pihaknya akan terima mendapat perlakuan seperti itu dari sang
guru, asalkan ada alasan yang jelas. Jika dirinya melakukan kesalahan,
diharapkan diberitahu secara baik-baik, bukan dengan kekerasan. Sebelum ada aksi ini, saya sudah melaporkan kejadian itu pada
pihak sekolah. Tapi, hingga sekarang tidak ada tindakan apa-apa. Akhirnya, kami
sepakat melakukan aksi, ungkap pria berambut ikal ini. Modawi
menambahkan, pihaknya mendesak pada sekolah agar memberhentikan guru yang
arogan. Sebab, perilakunya sudah tidak pantas dicontoh dan terkesan semena-mena
pada murid. Kalau tidak diberhentikan atau dipindah, paling tidak minta maaf
di hadapan umum agar persoalan cepat selesai, ucapnya Sementara itu,
Wakasek Kesiswaan SMAN 4 Bangkalan, M Ilham, mengatakan, pihaknya akan
memanggil guru yang bersangkutan dan murid yang menjadi korban pemukulan untuk
dilakukan mediasi. Sehingga duduk
masalahnya diketahui dan ada jalan keluar. Untuk sementara ini dulu keterangan
dari saya, ucap Ilham. Akibat adanya aksi tesebut proses
kegiatan belajar mengajar terhenti. Pasalnya, sebagian besar siswa berada di
luar ruang kelas. Saat aksi berlangsung tidak ada petugas di lokasi untuk
melakukan pengamanan, baik polisi maupun satpol pp.
waah ane ne ya sebagai mahasiswa terutama kami selaku BEM tidak terima jikalau ada guru yang bertingkah arogan,, siiepzz ane stuju klo guru itu di pindahkan apalagi sampai di berhentikan
ane setuju bangetttt tuuh